Sorong,Honaipapua.com, -Mahalnya harga gas minyak cair (Elpiji) di Provinsi Papua Barat Daya, khususnya di Kota Sorong mencapai 190 Ribu Rupiah untuk 5 Kg (merah muda) dan 390 Ribu Rupiah untuk 12 Kg (Biru), turut dibahas dalam hearing sehari antara DPRK Kota Sorong dan Pertamina Patra Niaga Papua Barat, belum lama ini.
Anggota Komisi 2 DPRK Kota Sorong, Rosmiah Mattalitti menilai bahwa harga Elpiji baik 5 kg dan 12 kg tidak wajar.
“Kalau dibandingkan harga diluar daerah misalnya di Makassar, Elpiji 12 Kg harga tertingginya hanya 220 ribu sedang di Sorong sendiri mencapai 390 hingga 400 ribu rupiah, ini sangat memberatkan masyarakat utamanya pelaku UKM yang sangat tergantung pada penggunaan bahan bakar gas,” ungkapnya.
Sementara anggota komisi 2 lainnya, Syamsudin Djohan turut mempertanyakan penggunaan gas untuk keperluan sehari-hari cepat habis.
“Untuk pemakain Elpiji 12 Kg, biasanya 2 hingga 3 bulan baru habis, ini kok baru 1 bulan sudah harus beli lagi padahal kebutuhan pemakaian tidak berubah,” katanya.
Tanggapi hal itu, Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Patra Niaga Area Papua Barat Joko Wibowo mengatakan, mahalnya harga gas di Sorong disebabkan tingginya ongkos kirim.
“Selama ini Tabung Elpiji kosong kita kirim ke SPBE(Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) di Tanjung Priok karena di Sorong belum ada, ini yang kita upayakan bangun SPBE di Papua Barat Daya untuk menekan harga,” imbuh Joko.
Dirinya menambahkan jika bulan juni ini LayOut Pembangunan SPBE di Kabupaten Sorong di setujui maka awal Juni pembangunan sudah dilaksanakan.
“Lamanya pembangunan bisa memakan waktu 6 bulan dikaranakan penggunaan material semua dari luar daerah baik pembuatan tangki, instalasi dan lainnya,” terang Joko.
Menurutnya jika diperkirakan sesuai jadwal, SPBE sudah dapat beroperasi awal tahun 2025.
“Untuk estimasi harga normal jika kita mengisi di SPBE nanti, bisa sampai 90 ribu rupiah untuk tabung 5 KG dan 190 ribu untuk 12 Kg,” tambahnya.
Disisi lain Joko Wibowo juga mengatakan isian Elpiji dari SPBE Tanjung Priok sudah sesuai standar dan keamanan baik berat dan safety tabung. Namun jika ditemukan tidak sesuai maka maka dapat langsung dapat dikembalikan ke agen mitra usaha Pertamina
“Setiap 2 hari sekali kita turun ke agen untuk mengecek kelayakan dan keamanan serba berat tabung, sedangkan untuk sosialisasi penggunaan tabung yang baik dan benar kedepannya kita akan intens lakukan dengan melibatkan DPR, Pemerintah dan Masyarakat,” tutup SBM Pertamina Patra Niaga itu. (Mar).