Ketum PW Pemuda Muhammadiyah PBD Kecewa Tak Satupun Pejabat Pemprov PBD Hadiri Acara Pengukuhan

Bagikan berita ini

Sorong,Honaipapua.com, -Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah (PM) Papua Barat Daya Soroti Atas Ketidakhadiran Perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya Pada Acara Pengukuhan Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya di Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya

Pemuda Muhammadiyah sendiri secara resmi dideklarasikan pada Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar tahun 1932 atau lebih tepatnya pada tanggal 2 Mei 1932.

Sebagaimana sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda menjadi sentral dalam perjalanan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah Indonesia Merdeka.

Muhammadiyah menjadi organisasi dengan jumlah amal usaha terbesar di Indonesia tentu tak lepas dari karya dan dedikasi kaum muda Muhammadiyah, sebab Pemuda Muhammadiyah berperan penting dalam membentuk karakter pemuda Indonesia yang berintegritas, berdaya saing, dan berkomitmen terhadap masyarakat.

Demikian halnya dengan peran Pemuda Muhammadiyah di Tanah Papua. Secara historis Pemuda Muhammadiyah bersama dengan Muhammadiyah turut berkontribusi membangun peradaban masyarakat di Tanah Papua lewat mendirikan panti asuhan, sekolah dan perguruan tinggi di Tanah Papua.

Kaum muda Muhammadiyah kurang lebih sama dengan kaum intelektual muda lain di Tanah Papua yang tidak berharap dihormati tapi bagaimana Pemerintah pusat melalui wakilnya di daerah mau menghargai keberadaan kaum muda.

Sebuah ironi tampak jelas, ketika Pengukuhan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya yang dilaksanakan pada hari sabtu, 20 Juli 2024. Pengukuhan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya Periode 2024 – 2028 yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang dihadiri langsung oleh Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Najih Prastiyo tersebut berlangsung dengan lancar dan dalam suasana penuh khidmat tanpa dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.

Padahal dalam pengukuhan tersebut Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya sesuai komitem Pemuda Muhammadiyah di seluruh Indonesia senantiasi bergandengan tangan untuk berkolaborasi dengan sesama pemuda tanpa melihat latar belakang, agama, status, dan suku untuk berkontribusi bagi pembangunan di daerah dengan jiwa penuh kenegarawan.

Untuk itulah pada saat Pengukuhan Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya menjadi pimpinan wilayah ke 35 di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya memberikan penghargaan kepada 5 tokoh muda di Papua Barat Daya sebagai pemuda negarawan.

Kelima tokoh muda negarawan ini, oleh Pemuda Muhammadiyah dinilai memenuhi kriteria 4 pilar pemuda negarawan yang menjadi kriteria penilain Pemuda Muhammadiyah.

Pemuda Muhammadiyah menilai 5 tokoh ini diusianya yang masih sangat muda telah memberikan kontribusi nyata untuk daerah ini baik dalam bidang pendidikan, memiliki kemampuan leadership, mampu memainkan peran penting di bidang sosial politik, menjadi pelopor, dan mampu mengalang kekuaatan ekonomi untuk kemajuan daerah.

Ketua Pimpian Wilayah Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya, Wirywan Kresna Wisnubrata sempat ditanya oleh awak media soal kenapa tidak ada satupun perwakilan pemerintah provinsi yang hadir.

Wisnubrata lantas menjawab telah mengirimkan surat undangan resmi kepada Penjabat Gubernur Papua Barat Daya untuk bisa menghadiri acara pengukuhan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammdiyah Papua Barat Daya.

“Kami telah mengundang Pj. Gubernur, permohonan audiensi juga sudah kami layangkan bahkan sudah sampai beberapa kali, tapi ya sudah lah mau bagaimana lagi, mestinya bisa diwakili unsur penerintah provinsi lainnya ini. Namun yang ada sama sekali tidak ada perwakilan pemerintah yang diutus hadir pada acara pengukuhan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya,” ujar Wisnubrata.

Sepemaham Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah, Pemerintah Provinsi sesuai asas dekonsentrasi dan desentralisasi merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di daerah memiliki komitmen untuk mengandeng elemen pemuda guna berkolaborasi bersama dengan pemerintah membangun daerah dengan motto ‘Kitorang Kuat Karena Kitorang Satu’.

“Kami Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya mungkin secara struktur kami baru terbentuk sebagai konsekuensi dari pemekaran provinsi, tapi infrastruktur organisasi dari kabupaten dan kota bahkan sampai ditingkat distrik, kelurahan atau kampung sudah ada semenjak Tanah Papua ini masih satu provinsi.

Pemuda Muhammadiyah di indonesia telah lahir jauh sebelum Republik Indonesia ini merdeka.

“Secara usia mungkin kami termaksud organisasi kemasyarakat pemuda tertua di Indonesia sebab sudah berusia 92 tahun. Kami tegaskan bahwa kami bukan organisasi yang lahir seperti jamur yang tumbuh dimusim hujan dan mati dimusim kemarau, ” kata Wisnu dalam siaran persnya.

Secara organisatoris, Wisnubrata sampaikan jalannya pengukuhan Pemuda Muhammadiyah Papua Barat Daya telah kami laporkan kepada pimpinan pusat pemuda muhammadiyah di Jakarta siapa saja yang hadir dan siapa yang tidak hadir.

Sebab pimpinan kami dipusat adalah mitra kerja Menteri Dalam Negeri juga mungkin nanti bisa disampaikan juga, rasa kecewa itu pasti tapi lantas tidak mengecilkan hati kami untuk tetap jalan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Ke atas