Sorong,Honaipapua.com, -Memperingati Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli 2025, SKK Migas–KKKS Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream menggelar kegiatan penanaman mangrove dan aksi bersih pantai (Coastal Clean Up) di pesisir Pulau Soop, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (15/7).
Aksi ini bertujuan melestarikan ekosistem pesisir sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kawasan pantai yang rentan abrasi. Sebanyak 200 bibit tanaman disiapkan—100 bibit mangrove ditanam di pesisir pantai, sementara 50 bibit pinang dan 50 bibit cempedak diserahkan kepada warga untuk ditanam di pekarangan rumah.
Usai penanaman, peserta bersama-sama membersihkan garis pantai Pulau Soop. Sampah dipilah berdasarkan jenisnya, terkumpul 6 kantong sampah organik dan 17 kantong sampah anorganik.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Papua Barat Daya, Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Papua, BBKSDA Papua Barat, DLH Kota Sorong, DLH Kabupaten Sorong, SKK Migas Pamalu, KKKS Pertamina EP Papua Field, RH Petrogas, Distrik Sorong Kepulauan, Yayasan Kasuari, serta masyarakat Pulau Soop.
General Manager Zona 14 Pertamina EP, Dadang Soewargono, mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk menjaga pesisir pantai secara berkelanjutan.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah upaya menjaga kelestarian lingkungan selaras dengan program pemerintah. Kegiatan ini juga bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) bidang lingkungan yang telah mencakup konservasi terumbu karang sejak 2022,” jelas Dadang.
Ia memaparkan, hingga kini Pertamina EP Papua Field telah merehabilitasi sekitar 1.894 fragmen terumbu karang di Pulau Soop dengan tingkat keberhasilan mencapai 88%.
Koordinator Forkom SKK Migas Pamalu, Otniel L. Wafom, menegaskan kegiatan ini menjadi wujud komitmen industri hulu migas terhadap keberlanjutan lingkungan sesuai prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
“Penanaman mangrove penting untuk menjaga ekosistem pesisir, menghadapi dampak perubahan iklim, dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Sinergi semua pihak menjadi kunci keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Daya, Retno Widitastuti, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap aksi serupa dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya di Pulau Soop.
“Ini adalah bentuk pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Semoga menjadi contoh bagi perusahaan lainnya,” tandasnya. (Jaryati)