Sorong,Honaipapua.com, -Menjelang liburan Lebaran dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M, Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Cece Tarya, mengajukan dua usulan strategis dalam rapat persiapan daerah destinasi wisata yang digelar di Kantor Gubernur Papua Barat Daya, Kamis (13/3) siang.
Usulan tersebut, mencakup penurunan harga tiket domestik ekonomi sebesar 13-14% serta pembukaan rute penerbangan langsung Sorong-Labuan Bajo.
Cece Tarya menyoroti pentingnya kestabilan harga tiket, terutama menjelang Lebaran.
Berdasarkan pengalaman musim Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya, harga tiket domestik ekonomi sempat terkendali meskipun mencapai Rp.4,1 juta.
Oleh karena itu, ia berharap ada penurunan harga tiket sebesar 13-14% agar masyarakat dapat mudik dengan lebih terjangkau.
“Pada Nataru lalu, harga tiket masih di bawah batas atas yang berlaku. Kami berharap maskapai bisa menurunkan harga tiket guna memberikan keringanan bagi masyarakat yang ingin mudik,” beber Cece Tarya.
Berdasarkan data tahunan, jumlah keberangkatan dari Sorong saat musim mudik selalu lebih tinggi dibandingkan kedatangan.
Tahun ini, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret 2025, sementara arus balik mencapai puncaknya pada 6 April 2025.
“Dari pergerakan Januari dan Februari 2025, sudah ada kenaikan sekitar 12% dibandingkan tahun lalu. Pada puncak mudik, jumlah penumpang di Bandara DEO bisa mencapai 5.200 orang per hari, jauh lebih tinggi dari rata-rata harian normal 2.800–3.700 penumpang,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan ini, pihaknya telah meminta maskapai menyiapkan penerbangan tambahan (extra flight).
Saat ini, Bandara DEO melayani beberapa maskapai, termasuk Garuda Indonesia, Batik Air, Pelita Air, Lion Air, TransNusa, Sriwijaya Air, Wings Air, Trigana Air, dan Susi Air.
Selain membahas harga tiket, Cece Tarya juga mengusulkan pembukaan rute penerbangan langsung antara Sorong dan Labuan Bajo.
Menurutnya, Labuan Bajo mencatat kunjungan sekitar 570 ribu wisatawan mancanegara pada 2024, namun hingga kini belum ada penerbangan langsung dari Sorong.
“Wisatawan yang ingin ke Sorong harus terbang ke Surabaya atau Denpasar dulu, sehingga perjalanan jadi lebih panjang dan mahal. Jika ada penerbangan langsung Sorong-Labuan Bajo, ini bisa menjadi terobosan untuk meningkatkan kunjungan wisata,” paparnya.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah dan stakeholder terkait bekerja sama dengan maskapai untuk menjamin keterisian kursi dalam rute ini.
Menanggapi usulan tersebut, Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nasrau, menyatakan akan menindaklanjuti rencana ini bersama pihak terkait.
“ Kami akan membahas lebih lanjut pembukaan rute Sorong-Labuan Bajo agar perjalanan lebih singkat dan biaya lebih murah,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas layanan transportasi di Bandara DEO, termasuk seragam bagi sopir angkutan bandara dan pemasangan stiker identitas kendaraan resmi.
Dalam jangka panjang, Cece Tarya juga menyoroti upaya meningkatkan akses wisata ke Raja Ampat.
Saat ini, perjalanan ke Pulau Wayag masih memakan waktu sekitar 8 jam dengan kapal.
<span;><span;>Oleh karena itu, pemerintah berencana mengaktifkan kembali landasan pacu di Pulau Gag sebagai pintu masuk alternatif ke Raja Ampat.
“Jika infrastruktur ini siap, wisatawan bisa terbang ke Pulau Gag, lalu melanjutkan perjalanan ke Wayag dengan kapal hanya dalam 1,5 jam. Ini jauh lebih efisien dibandingkan perjalanan laut selama berjam-jam,” katanya.
Selain infrastruktur, ia juga mengusulkan peningkatan informasi wisata di Bandara DEO.
Saat ini, wisatawan masih kesulitan mendapatkan informasi transportasi dan akomodasi setibanya di Sorong.
“ Kami sudah menyediakan display touchscreen, tetapi promosi paket wisata masih kurang. Kami mengundang pelaku usaha wisata untuk menaruh brosur di bandara tanpa biaya agar wisatawan lebih mudah mengakses informasi,” tambahnya. (***)